Pemberdayaan Pengrajin Tenun Ikat Melalui Inovasi Masker Tenun Sebagai Upaya Meningkatkan Pendapatan di Masa Pandemi COVID-19
Abstract
Pandemi Covid-19 yang bertahan sejak awal tahun 2020 sampai semester pertama tahun 2021 ini telah membawa berbagai dampak bagi perekonomian Indonesia. Pelaku usaha didorong untuk menciptakan inovasi untuk bertahan di masa pandemic yang semakin kompetitif. Data menunjukkan, selama pandemic dunia usaha mengalami penurunan sebesar 94,69%, 72,6% diantaranya dialami oleh usaha kecil dan menengah. Salah satu sektor usaha yang mengalami dampak yakni UKM pariwisata yang mencapai penurunan sebesar 89,9%. Kampoeng Tenun Alor merupakan kelompok pengrajin tenun ikat yang merupakan unit pendukung kegiatan pariwisata. Kondisi sebelum pandemic kelompok ini dapat menghasilkan omset sampai 50 juta per bulannya. Sedangkan pada masa pandemic, omset kelompok pengrajin tenun ikat menurun sampai 97%. Penurunan omset ini berujung pada kesejahteraan kelompok pengrajin yang beranggotakan 10 orang dan keseluruhannya merupakan perempuan. Kegiatan pemberdayaan kelompok pengrajin Kampoeng Tenun Alor merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan inovasi produk kreasi tenun ikat. Terinspirasi dari masker yang saat ini menjadi sebuah kebutuhan, maka inovasi masker tenun dipilih sebagai target sebagai pendapatan alternative selama pandemic berlangsung. Metode pelaksanaan pemberdayaan adalah ceramah, demonstrasi, tanya jawab, dan pelatihan dan pendampingan, dimana dalam pelatihan selama 2 hari dilakukan praktik menjahit untuk 10 orang anggota kelompok pengrajin tenun ikat. Hasil dari pelatihan ini, kelompok pengrajin mengalami peningkatan kreatifitas dibuktikan dengan peningkatan kompetensi dalam membuat masker tenun dan kreasi tenun lainnya untuk dipasarkan dan mendatangkan pendapatan untuk bertahan dimasa pandemic Covid-19.