Pengembangan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis Budaya: Culturally Responsive Transformative Teaching (CRTT)

  • Yuli Rahmawati Universitas Negeri Jakarta
  • Achmad Ridwan Universitas Negeri Jakarta
  • Mega Ayu Agustin Universitas Negeri Jakarta

Abstract

Artikel ini merupakan hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi guru dalam pembelajaran berbasis budaya yaitu Culturally Responsive  Transformative Teaching (CRTT). Workshop ini dapat menjadi salah satu solusi yang dapat membantu guru dalam menjawab tantangan yang diberikan oleh kurikulum 2013, terkait pengembangan nilai-nilai karakter dan budaya. Pelaksanan pengabdian masyarakat dilakukan di dua sekolah islam terpadu di Banten yaitu di Sekolah Islam Terpadu Bina Insani dan SDIT Ibadurrahman. Jumlah guru yang terlibat  sebanyak 58 guru, Sekolah Islam Terpadu Bina Insani (37 orang) dan SDIT Ibadurrahman sebanyak (21 orang). Kegiatan workshop dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu pemberian framework, integrasi budaya dalam mata pelajaran yang diampu, perancangan pembelajaran, dan presentasi hasil. Model pembelajaran dengan pendekatan CRTT diterapkan dengan lima tahapan yaitu self identification, cultural understanding, collaboration, critical reflections, transformative construction. Pengumpulan data dilakukan dengan  wawancara informal dan reflektif jurnal.  Analisis data dilakukan dengan analisis tema dan dipresentasikan sesuai pendapat guru secara deskripsi dan naratif. Hasil kegiatan menunjukkan guru dapat melakukan integrasi budaya Banten dalam berbagai mata pelajaran serta merencanakan pembelajaran. Di samping itu, kegiatan workhop telah mengembangkan keterampilan berpikir kritis, bekerja sama, dan rasa ingin tahu.  Model pembelajaran dapat membantu guru dalam pengembangan identitas budaya dan karakter yang sejalan dengan kurikulum.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aikenhead, G. (2000). Renegotiating the culture of school science. In J. L. R. Millar, & J. Osborne (Ed.), Improving Science Education: The Contribution of Research (pp.245-264). Birmingham: Open University Press.

Arifah. (2014). Kurikulum 2013 Implementasikan Grand Design Kebudayaan. http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditkt/2014/07/07/kurikulum-2013-implementasikan-grand-design-bidang-kebudayaan.

Arthur, J. (2009). Traditional approaches to character education. In L.P. Nucci & D. Narvaez, Handbook of Moral and Character Education. UK: Routledge.

Arthur, J. & Wilson, K. (2010). In new research directions in character and values education in the UK. T. Lovat et al. (eds.), International Research Handbook on Values Education and Student Wellbeing. UK: Springer.

Badan Pusat Statistik. (2010). Hasil Sensus Penduduk 2010. https;//sp2010.bps.go.id.

Cartledge, G. & Kourea, L. (2008). Culturally Responsive Classrooms for Culturally Diverse Students With and at Risk for Disabilities. Exceptional Children, 74(1), 351-371.

Chang, F. & Muñoz, M.A. (2006). School personnel educating the whole child: Impact of character education on teachers’ self-assessment and student development. Journal Personal Evaluation Education, 19(1), 35–49.

Daniel, S. (2007). Profesionalisme Melalui Sertifikasi sebagai Upaya Peningkatan Mutu, Kompetensi, Jumlah dan Kesejahteraan Guru/Dosen. Makalah. Universitas Airlangga.

Gay, G. (2000). Culturally Responsive Teaching: Theory, Practice, and Research. New York: Teachers College Press.

Hassan, S. (2007). Konfigurasi Identitas Nasional, Nasionalisme, dalam Era Globalisasi Suatu Harapan dan Tantangan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Hutcheon, P.D. (1999). Building character and culture. Wesport Connecticut: Praeger.

Laal, M., & Seyed M. G. (2011). Benefits of Collaborative Learning. Procedia, Social and Behavioral Sciences, 31(1), 486-490.

Ladson-Billings, G. (1995). Toward Culturally Relevant Pedagogy. American Educational Research Journal, 32(3), 465-491.

Mubah. A.S. (2011). Strategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal Dalam Menghadapi Arus Globalisasi. Departemen Hubungan Internasional FISIP, 24(4), 302-308.

Nieto, S. (2016). Re-Imagining Multicultural Education: New Visions, New Possibilities. Multicultural Education Review, 9(1), 1-10.

Nisa, A, Sudarmin, dan Samini. (2015). Efektivitas Penggunaan Modul Terintegrasi Etnosains dalam Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Literasi Sains Peserta Didik. Unnes Science Education Journal, 4(3), 1049-1056

Ondeyer, et all. (2016). Instrinsic Motivation, Curiosity, and Learning: Theory and Applications in Educational Technologies. Science Direct, 229(1), 257-284.

Otasevic, K. (2013). Cultural diversity and cultural identity in globalization. http://www.wseas.us/e-library/conferences/2013/Chania/AEBDb/AEBDb-21.pdf.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2013 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Permenpan dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya

Rahmawati, Y. & Taylor, P.C. (2015). Moments of Critical Realisation and Appreciation: A Transformative Chemistry Teacher Reflects. Reflective Practice, 16(1), 31 – 42.

Rahmawati, Y., Nurbaity, & Marheni (2014). Pembelajaran Dilemmas Stories dalam Upaya Pengintegrasian Nilai-Nilai Karakter dan Budaya Serta Pengembangan Soft Skills dalam Pembelajaran Kimia. Laporan Penelitian. Universitas Negeri Jakarta

Rahmawati, Y. & Taylor, P.C. (2017). The Fish Becomes Aware of The Water in Which It Swims”: Revealing The Power of Culture In Shaping Teaching Identity. Culture Studies Science Education, https://doi.org/10.1007/s11422-016- 9801-1.

Rahmawati, Y., & Ridwan, A. (2019). Empowering Students’ Chemistry Learning: The Integration Of Ethnochemistry in Culturally Responsive Teaching. Chemistry: Bulgarian Journal of Science Education, 6(6), 813-830.

Ridwan, Rahmawati, Hadinugrahaningsih, & Nurbaity. (2017). Integration of A Socio-Critical and Problem Oriented Approach in Chemistry Learning for Students Soft Skills Development. MIER Journal of Educational Studies Trends and Practices, 7(1), 33-41.

Sarwanto, & Budiharti, R. (2013). Identifikasi Sains Asli (Indigenous Science) Sistem Pranata Mangsa Melalui Kajian Etnosains. Artikel Seminar Nasional. Universitas Negeri Solo.

Semali, L. (2013). The Ispaces Framework to Restructure Culturally Responsive Secondary Science Curriculum in Tanzania. Journals of University of Alberta libraries, 8(2), 32-46.

Samani, M & Hariyanto. (2012). Pendidikan Karakter: Konsep dan Model. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sudarmin , Febu, R., Nuswowati , M., & Sumarni, W. (2017). Development Ethnoscience Approach in The Module Theme Substance Additives to Improve The Cognitive Learning Outcome and Student’s Entrepreneurship. The 3rd International Conference on Mathematics, Science and Education 2016 IOP Publishing IOP Conf. Series: Journal of Physics: Conf, 824(20).

Trilling, B dan Fadel. (2009). 21st Century Skills: Learning for Life in Our Times. UK: John Wiley and Sons.

Published
2020-02-28
How to Cite
Rahmawati, Y., Ridwan, A., & Agustin, M. (2020). Pengembangan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis Budaya: Culturally Responsive Transformative Teaching (CRTT). Abdi: Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat, 2(1), 48-57. https://doi.org/10.24036/abdi.v2i1.33