Sosialisasi Pemahaman Inklusi Sosial Bagi Guru di SMA Negeri 1 Majene
Abstract
Sekolah sebagai ruang pendidikan formal belum menjamin realisasi inklusifitas. Begitu juga yang terjadi pada SMA Negeri 1 Kabupaten Majene. Kondisi tersebut terkonfirmasi saat kegiatan observasi lapangan. Selain mencermati secara seksama keadaan lapangan juga dilakukan wawancara pada kepala sekolah, guru, dan staf kependidikan serta beberapa siswa. Berdasarkan hasil observasi tersebut, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru-guru terkait isu inklusi sosial. Pengabdian dilaksanakan pada tanggal 08 Juli 2023 di SMA Negeri 1 Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat. Puluhan guru dari berbagai latar belakang disiplin ilmu mengikuti kegiatan ini. Pengabdian ini direncanakan, kemudian dilaksanakan serta di evaluasi. Penigkatan pemahaman inklusi dilakukan dengan metode sosialisasi dengan model dua arah. Adapun materi yang diturunkan dalam sosialisasi ini adalah konsep inklusi sosial, urgensi inklusi sosial serta strategi implementasi inklusi sosial di sekolah. Sosialisasi pemahaman inklusi sosial di SMA Negeri 1 Majene disambut antusias oleh Guru – guru. Mereka menilai isu ini terbilang baru di kalangan guru. Setelah menyimak materi yang disajikan oleh tim PkM mereka menyadari pentingnya inklusi sosial. Pendidikan khususnya sekolah menjadi arena yang strategis dalam mereproduksi pemahaman yang inklusif. Dari pemahaman tersebut maka lahirlah praktik keseharian yang inklusif pula. Sebagaimana dugaan tim PkM bahwa di lingkungan pendidikan sekaligus masih banyak yang belum memahami apa itu inklusi sosial. Bahkan tidak jarang sekolah juga menjadi ruang praktik diskriminasi dan bulliying atas dasar perbedaan latar tertentu. Oleh karena itu, sekolah sangat penting membangun iklim inklusif agar setiap individu, baik itu guru, staf, dan siswa merasakan sekolah sebagai ruang yang ramah untuk semua.